Thursday, November 6, 2014

Mengapa porsi nasi padang lebih banyak kalau dibungkus (bawa pulang) ?

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f6/Nasi_Kapau.JPG 

(sumber:google.com)
Ternyata porsi nasi padang lebih banyak jika dibungkus, hal ini bertujuan agar warga pribumi dapat menikmati dan berbagi nasi padang pada sesamanya, karena pada masa itu nasi padang adalah makanan untuk orang-orang yang berekonomi menengah ke atas. Untuk lebih jelasnya silakan baca kutipan berita berikut.


Merdeka.com - Berbicara mengenai rumah makan padang, biasanya yang di ingat menunya yang memicu kolestrol naik namun juga memicu selera makan. Tak diragukan lagi, rumah makan padang menjadi salah satu favorit yang dikunjungi untuk memenuhi hasrat perut. Salah satu lauknya, rendang pun dinobatkan sebagai makanan favorite dunia. Nikmatnyo.

Tapi, lupakan persoalan itu dulu. Pernahkah bertanya dan memperhatikan porsi nasi putih yang diberikan rumah makan padang berbeda saat makan di tempat dengan dibungkus. Porsi nasi Padang yang dibungkus jauh lebih banyak daripada makan di tempat.

Saat mendaratkan kaki di rumah makan atau restoran padang dan memutuskan untuk makan di sana tanpa membawa pulang, biasanya disuguhi setangkup nasi putih yang ditaburi lauk yang dipilih. Biasanya, porsi nasinya sedikit, hanya satu centong batok berukuran kecil. Barangkali, ucapan 'Tambuah ciek,' sering diteriakan kepada pelayan yang nantinya pelayan akan memberikan satu porsi kecil nasi di atas piring kecil disiram kuah gulai.

Namun, saat memutuskan untuk membeli nasi padang 'take away' atau dibungkus, biasanya porsi nasinya dua centong batok atau lebih. Ini jauh lebih banyak dari pada makan di tempat.

Pernahkah bertanya mengenai masalah ini?

Menurut Adrival (18), mahasiswa Universitas Andalas, yang diketahuinya dari cerita salah satu pemilik rumah makan di kota Padang, persoalan ini memiliki sejarah sendiri. Dulu, saat zaman Belanda yang dapat menikmati masakan padang di rumah makan padang adalah orang-orang elite. Seperti Saudagar kaya dan kolonial Belanda. Mereka itu biasanya yang meramaikan rumah makan padang dahulunya.

Namun, pemilik rumah makan padang ingin orang-orang pribumi dapat menikmati juga masakan daerahnya sendiri. Maka, diakalilah dengan cara di bungkus. Orang-orang pribumi dapat menikmati masakan daerah sendiri dengan cara tidak makan di tempat. Porsi nasinya pun dibanyakin agar orang pribumi bisa berbagi dengan lainnya.

No comments:

Post a Comment